BOOKING TIKET PESAWAT

Kebijakan liberalisasi penerbangan hanya akan menguntungkan negara dengan luas geografi yang kecil

Kebijakan liberalisasi penerbangan hanya akan menguntungkan negara dengan luas geografi yang kecil . Info sangat penting tentang Kebijakan liberalisasi penerbangan hanya akan menguntungkan negara dengan luas geografi yang kecil . Mengungkap fakta-fakta istimewa mengenai Kebijakan liberalisasi penerbangan hanya akan menguntungkan negara dengan luas geografi yang kecil

Seharusnya itu tidak bisa dilakukan," kata Sumaryanto saat dihubungi di Jakarta, Sabtu (19/3/2011). Sumaryanto juga menyatakan hal itu saat rapat dengan Komisi VI sebelumnya. Menurutnya, dengan ekspansi AirAsia tersebut, maskapai asal Indonesia terutama yang BUMN bakal tergerus oleh maskapai asal Malaysia tersebut. Disebutkannya, di luar lima rute yang telah disepakati dalam Open Sky, Malaysia AirAsia juga telah menerbangi kota-kota seperti Banda Aceh-Kuala Lumpur, Padang-Kuala Lumpur, Pekanbaru-Kuala Lumpur, Solo-Kuala Lumpur, Yogyakarta-Kuala Lumpur, Balikpapan-Kuala Lumpur dan Bandung-Kuala Lumpur. Secara terpisah, juru bicara Kementerian Perhubungan, Bambang Supriyadi Ervan mengatakan, bahwa rute yang dimaksud itu memang bukan yang disepakati dalam Open Sky, namun Malaysia AirAsia telah diperbolehkan menerbangi rute itu karena telah ada kesepakatan bilateral Indonesia-Malaysia. Rute-rute antar kota antar negara tersebut lazim terjadi. Sebelum dibuka, jelasnya, pemerintah telah menanyakan kepada maskapai lokal apakah mau tidak menggarapnya. Kalau tidak ada yang mau, maka rute tidak dibuka. "Nah untuk Palembang-Kuala Lumpur dan lainnya itu juga telah ditanyakan ke maskapai lokal dan setuju. Kotabumi. Lampung Utara. Untuk azas resiprokalnya, maskapai lokal juga dipersilakan buka rute yang sama," tandasnya. Kalau Malaysia AirAsia dan Indonesia AirAsia menerbangi rute yang sama, jelasnya, itu tidak dipermasalahkan karena Indonesia AirAsia dianggap sebagai maskapai lokal dan Malaysia Airasia adalah maskapai luar negeri. Sekretaris Jenderal Indonesia National Air Carriers Association (INACA), Tengku. Burhanuddin secara tegas menolak pemberlakuan kebijakan open sky mulai 2015. Kebijakan liberalisasi penerbangan hanya akan menguntungkan negara dengan luas geografi yang kecil dan hanya memiliki satu bandara. Garuda Indonesia tahun ini mengembangkan layanan penerbangan jarak pendek dengan pesawat berkapasitas di bawah 100 orang atau yang lebih populer disebut penerbangan sub-100. Elisa Lumbantoruan, Direktur Keuangan Garuda Indonesia Elisa Lumbantoruan mengatakan, untuk sementara layanan penerbangan sub-100 itu akan diperkuat dengan armada pesawat sewa. "Jika langsung membeli armada sub-100, kemungkinan paling cepat baru akan datang dua tahun mendatang, karena itu kami terlebih dahulu akan menyewa sehingga di tahun ini bisa langsung dioperasikan," ujarnya. Dia menambahkan Garuda membutuhkan waktu enam bulan untuk melakukan persiapan, seperti memastikan ketersediaan pilot, teknisi, dan infrastruktur pendukung lainnya. "Sumber pesawat yang paling cepat adalah lessor (perusahaan penyewaan pesawat). Pada pertengahan tahun ini, kami sudah akan mengoperasikan rute jarak pendek terlebih dahulu menggunakan Boeing 737-500 yang berkapasitas di bawah 100 orang, lalu bertahap akan diganti melalui pesawat baru," paparnya. Melalui pengoperasian pesawat sub-100, Elisa mengatakan Garuda akan menerapkan pola bypass di rute domestik. "Contohnya, sekarang kalau ada penumpang dari Denpasar ke Medan harus melalui Jakarta (karena penumpang sedikit). Tetapi (dengan dioperasikannya pesawat kapasitas di bawah 100 orang) dimungkinkan rute langsung Denpasar-Medan," kata Elisa. Untuk pengadaan pesawat sub-100 milik sendiri, Garuda akan membuka penawaran untuk pembelian 18 unit pesawat tipe tersebut. Maskapai penerbangan AirAsia hari ini memperluas jaringannya dengan membuka rute penerbangan baru Palembang-Kuala Lumpur yang dijadwalkan mulai beroperasi pada 10 Maret 2011.


BOOKING TIKET PESAWAT
Powered By : Blogger